Debie Royston mengalami sindrom aksen asing setelah sembuh dari sakit |
Debie Royston kelahiran Birmingham, Inggris. Jangankan ke Prancis,
bepergian di dalam negeri pun jarang. Namun, setelah sakit dan mengalami
serangkaian kejang-kejang, ia mendadak bisa bicara dengan aksen Prancis
yang kental.
Semula keluarganya menduga ia mengalami flu biasa. Namun tiba-tiba ia mengalami kejang. Ibu dua anak ini kemudian dikirim ke rumah sakit.
Debie, 40 tahun, tidak dapat berbicara sama sekali selama satu bulan setelah itu. Namun tiba-tiba, ketika ia mulai berbicara lagi, aksen British-nya hilang dan berubah menjadi aksen Prancis.
"Setelah sakit, saya harus belajar berbicara lagi. Tapi ketika saya lakukan, saya mendengar suara yang berbeda, bukan aksen Brummie saya, tapi malah mengoceh aksen Prancis yang saya belum pernah ke sana," ujarnya.
Kini ia harus panjang lebar menjelaskan asal-usulnya jika orang bertanya menyangkut aksennya. "Tiap kali saya bilang saya dari Birmingham, mereka mengatakan, 'Tidak, kau Prancis'," ujarnya.
Debie adalah salah satu dari 60 orang di seluruh dunia yang menderita sindrom aksen asing.
Prof. Nick Miller dari Newcastle University yang mendiagnosis Debie setahun yang lalu mengatakan penyebab kondisinya tidak jelas. "Dia tampaknya telah menderita kejang, tapi faktor lain mungkin ada. Untuk sebagian besar mereka yang terkena sindrom ini, hanya untuk hitungan bulan, sebelum kembali ke aksen semula," katanya. Namun tak tertutup kemungkinan ia akan beraksen Prancis secara permanen.
Semula keluarganya menduga ia mengalami flu biasa. Namun tiba-tiba ia mengalami kejang. Ibu dua anak ini kemudian dikirim ke rumah sakit.
Debie, 40 tahun, tidak dapat berbicara sama sekali selama satu bulan setelah itu. Namun tiba-tiba, ketika ia mulai berbicara lagi, aksen British-nya hilang dan berubah menjadi aksen Prancis.
"Setelah sakit, saya harus belajar berbicara lagi. Tapi ketika saya lakukan, saya mendengar suara yang berbeda, bukan aksen Brummie saya, tapi malah mengoceh aksen Prancis yang saya belum pernah ke sana," ujarnya.
Kini ia harus panjang lebar menjelaskan asal-usulnya jika orang bertanya menyangkut aksennya. "Tiap kali saya bilang saya dari Birmingham, mereka mengatakan, 'Tidak, kau Prancis'," ujarnya.
Debie adalah salah satu dari 60 orang di seluruh dunia yang menderita sindrom aksen asing.
Prof. Nick Miller dari Newcastle University yang mendiagnosis Debie setahun yang lalu mengatakan penyebab kondisinya tidak jelas. "Dia tampaknya telah menderita kejang, tapi faktor lain mungkin ada. Untuk sebagian besar mereka yang terkena sindrom ini, hanya untuk hitungan bulan, sebelum kembali ke aksen semula," katanya. Namun tak tertutup kemungkinan ia akan beraksen Prancis secara permanen.
Posting Komentar