Rasulullah Saw. juga mengingatkan bahwa, “Sebagian besar penghuni neraka adalah orang-orang bujangan.”
Tapi di zaman sekarang, mencari pasangan hidup juga tidak mudah. Ada berbagai pertimbangan. Ketika seorang laki-laki (ikhwan) mencari seorang perempuan (akhwat) untuk dijadikan istrinya, atau sebaliknya, secara tak sadar ada hitungan matematis yang selalu dipertimbangkan dalam-dalam.
Kalau sudah begitu, urusan perkenalam (taaruf) bisa bubar jalan. Bagaimana menyikapinya? Simpel saja sebenarnya. Taka da dua manusia manapun di dunia ini yang benar-benar cocok dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Sebuah rumah tangga justru selalu dibentuk dari dua karakter berbeda yang akan saling melengkapi.
Berikut adalah petikan
Mina : “Bang, calon abang pinter masak gak?”
Budi : “Gak pinter.”
Mina : “Kalau Mina pinter masak lho bang. Terus calon abang pinter nyuci baju gak?”
Budi : “Gak pinter.”
Mina : “Kalau Mina pinter nyuci baju lho bang. Terus calon abang pinter beres-beres rumah gak?”
Budi : “Gak pinter.”
Mina : “Kalau Mina pinter beres-beres rumah lho bang. Lha, jadi ngapain abang mau nikah sama dia kalo dia semua gak bisa?”
Budi : “Abang cari istri dek, bukan cari pembantu. Nanti kalo abang butuh pembantu baru abang cari kamu ya..”
http://rumahkeluarga-indonesia.com/
Posting Komentar