Oleh R Syarif Ario Dgs
Riwayat dari sahabat Rasulullah yaitu
Ibnu Abbas ra, “Aku bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
Khalid bin al Walid masuk ke rumah Maimunah. Maimunah menyuguhkan
kepada kami satu wadah berisi susu kambing. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam lantas meminumnya. Aku berada di sebelah kanan
Rasulullah sedangkan Khalid ada di sebelah kiri Rasulullah.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika minum susu maka
ucapkanlah, ‘Allahumma barik lana fihi wa zidna minhu’ (Ya Allah
berkahilah kami pada susu ini dan tambahkanlah untuk kami lebih dari
itu) karena tidak ada makanan dan minuman yang setara dengan susu.” (HR.
Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (5957)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada satupun makanan yang bisa menggantikan makanan dan minuman
melebihi susu”.
Hadits di atas diriwayatkan oleh Ahmad 3/302
dengan sanad yang sahih. Kisah di atas asalnya ada di Muwatha’ dan Sahih
Bukhari Muslim. Juga tercantum dalam Sahih Tirmidzi no 3455
KHASIAT LUAR BIASA SUSU KAMBING
Susu
kambing adalah minuman yang tidak kalah bergizinya dibandingkan dengan
susu sapi. Bahkan keluhan-keluhan kesehatan yang sering dijumpai akibat
minum susu sapi tidak pernah ditemui beritanya pada orang-orang yang
mengkonsumsi susu kambing.
Susu kambing dapat menjadi alternatif
bagi konsumen yang mempunyai alergi terhadap susu sapi. Boleh jadi
itulah hikmahnya mengapa dalam riwayat-riwayat shahih tentang kehidupan
Nabi Muhammad saw dan sahabat-sahabatnya kita temui kisah mereka minum
susu kambing, dan bukan susu sapi!
Namun, manfaat susu kambing
sayangnya masih belum disadari oleh kebanyakan kaum muslimin termasuk
bangsa Indonesia yang merupakan penduduk muslim terbanyak di dunia.
Sebagaimana
di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat, di Indonesiapun susu
sapi dan berbagai produk olahannya lebih memasyarakat dan lebih mudah
dijumpai di pasaran dibandingkan dengan susu kambing.
Sunnah Rasulullah yang telah dilupakan
Rasulullah
saw. pernah bersabda sebagaimana yang diriwayatkan dalam HR. Muslim
bahwa Islam datang dalam keadaan asing dan pada akhirnya akan datang
suatu masa di mana Islam akan menjadi asing kembali. Karena dalam
memahami dan mempraktekkan ajaran-ajaran Islam seorang muslim
diperintahkan Allah SWT untuk meneladani Rasulullah saw. (QS. 33:
21)[1], maka dalam sejarahnya terdapat pula masa di mana praktek
meneladani semaksimal mungkin seluruh sikap dan perilaku sehari-hari
Rasulullah – termasuk kebiasaan makan dan minumnya – mengalami masa
awal yang asing dan masa kemudian yang asing pula. Di antara jenis
minuman yang biasa diminum oleh Rasulullah saw. adalah susu kambing
segar, yakni langsung diminum sesudah diperah dari ambing kambing (kisah
Abdullah bin Masud pada masa remaja saat dia menggembalakan kambing
milik Uqbah bin Muaith)[2].
Namun, berapa persen dari penduduk
muslim di seluruh dunia ini – terlepas dari kemampuan ekonominya yang
punya kebiasaan minum susu kambing? Atau lebih spesifisik lagi: berapa
persen dari seluruh kaum muslimin di dunia ini yang tahu akan manfaat
susu kambing?
Sulit untuk menemukan adanya data statistik aktual
tentang jumlah konsumsi susu kambing di seluruh dunia, apalagi di
negara-negara yang penduduknya sebagian besar muslim karena pada umumnya
data internasional tentang produksi, konsumsi dan kebutuhan susu ternak
yang didokumentasikan dengan baik adalah untuk susu sapi]. Bahkan tidak
ada data dunia untuk jumlah populasi ternak ruminant kecil (kambing dan
domba) yang dibedakan tujuan produknya (sebagai pemasok daging, serat
wol, kulit ataukah susu).
Namun, dari data yang tersedia nampak
bahwa produsen susu kambing yang paling produktif (dalam kg
susu/ekor/tahun) di dunia adalah negara Eropa Barat dan Timur yang
sebagian besar penduduknya non-muslim seperti misalnya Perancis (400),
Rusia (125), Spanyol (121), Italia (115), dan Yunani (78). Sedangkan di
negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim seperti Aljazair (47),
Irak (35), Sudan (31), Turki (30), Pakistan (17) dan Indonesia (15)
produktifitas susu kambingnya sangat rendah. Juga dari muamalah penulis
dengan sesama muslim, baik bangsa sendiri maupun bangsa asing yang
tinggal di Jerman, dan dari pengamatan terhadap ketersediaan susu sapi
dan susu kambing di pasar, toko maupun pusat-pusat perbelanjaan diduga
kuat bahwa jawaban atas kedua pertanyaan di atas adalah: tidak banyak.
Kontroversi Susu Kambing dan Susu Sapi
Pada
umumnya konsumsi susu ternak dianjurkan karena potensinya sebagai
sumber protein dan kalsium yang sangat penting bagi kesehatan manusia.
Bahkan sebagai sumber kalsium – dengan pola makan masyarakat yang
umumnya sangat kurang konsumsi sayur segarnya – nyaris susu tak bisa
digantikan dengan bahan makanan lainnya. Oleh karena itu, pada umumnya
ahli pangan dan gizi sangat menganjurkan untuk minum susu setiap hari.
Namun, seorang ahli pangan yang sangat memperhatikan pengaruh pola makan
terhadap kesehatan dan proses timbul dan sembuhnya berbagai macam
penyakit, Norman W. Walker telah membuktikan bahwa susu kecuali susu
kambing segar adalah bahan makanan yang paling banyak menimbulkan lendir
di dalam tubuh manusia[6]. Beliau juga mengamati bahwa susu yang paling
cocok untuk dikonsumsi manusia (selain bayi yang belum lepas dari air
susu ibu) adalah susu kambing segar. Dinyatakannya pula bahwa pemanasan
di atas suhu 48°C justru merusak nilai fisiologis susu kambing dan
dapat menyebabkan gangguan kesehatan karena merangsang timbulnya lendir
yang berlebihan suatu hal yang sangat kontroversial bagi ahli gizi dan
teknologi pengolahan pangan pada umumnya.
Di antara gangguan
kesehatan yang ditimbulkan dari mengkonsumsi susu sapi adalah kegemukan,
asma, infeksi paru-paru, pilek alergi (misal alergi serbuk sari) dan
tuberkulosis6, meskipun pada umumnya ahli gizi dan dokter berpendapat
bahwa susu sapi dapat menjadi bahan makanan sumber berbagai macam
antibodi untuk melawan penyakit.
Allah SWT. telah berfirman bahwa
susu adalah minuman yang disediakan-Nya bagi manusia (QS. 16: 66, 23:
21). Allah juga menyebutkan bahwa minuman susu itu mudah ditelan oleh
manusia. Dalam istilah ilmu gizi tentunya mudah ditelan ini maksudnya
adalah mempunyai arti fisiologis yang baik. Tidak mungkin Allah
menjerumuskan hamba-hamba-Nya dengan menunjukkan sumber minuman yang
justru menimbulkan berbagai macam penyakit.
Maka dalam
kontroversi manfaat ataukah kerugian yang akan kita rasakan sesudah
mengkonsumsi susu sapi perlu dikaji secara menyeluruh, bukan hanya untuk
satu jenis gangguan kesehatan semata. Kalau dikatakan susu sapi bisa
menjadi sumber antibodi untuk melawan penyakit tertentu, sedangkan di
sisi lain status kesehatan orang yang bersangkutan tidak dimonitor
secara menyeluruh (misal alergi tetap ada dan berat badan semakin
bertambah tanpa bisa dikontrol), maka boleh jadi memang ada manfaat dari
susu sapi bagi kesehatan manusia di samping banyak mudhorot yang
ditimbulkannya.
Ini mirip dengan yang telah berlaku bagi minuman
keras (khamr), tapi dalam khamr ini Allah jelas-jelas telah membongkar
rahasianya dengan berfirman bahwa di dalam khamr memang bisa ditemui ada
manfaatnya (paradoks Perancis dengan khamr anggur merahnya), namun
kemudhorotannya jauh lebih besar. Dengan demikian maka besarnya konsumsi
susu sapi oleh kaum muslimin selama ini bisa jadi hanya disebabkan oleh
keterbatasan ilmu manusia yang keliru dalam menafsirkan ayat tentang
susu dalam Al Qur’an sebagai susu ternak apa saja termasuk sapi,
sedangkan seharusnya adalah susu kambing. Bukti-bukti ilmiah tentang
manfaat susu kambing terhadap kesehatan sebetulnya telah diperoleh
manusia hanya saja secara umum publikasinya masih kalah dibandingkan
dengan susu sapi.
Sembuhkan Radang Usus? Konsumsi Saja Susu Kambing
MUNGKIN
Anda biasa mengonsumsi susu yang berasal dari sapi. Tapi tahukah Anda,
bahwa susu kambing juga memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan Anda.
Berikut ini ulasannya.
Susu kambing dihomogenkan secara alami,
dan gelembung-gelembung lemak dalam susu ini dengan mudah memisahkan
diri dan jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan susu sapi. Ini
membuatnya mudah diserap oleh tubuh dan pencernaan dengan mudah. Orang
dengan masalah usus bisa mengatasi penyakit radang usus dengan susu
kambing. Sifat probiotik terkait dengan susu kambing mendorong
pengembangan sistem pencernaan yang baik, demikian yang dilansir
Magforwoman.
Manfaat susu kambing lainnya adalah memiliki 35
persen asam lemak lebih tinggi, bila dibandingkan dengan tujuh belas
persen asam lemak dalam susu sapi. Nutrisi, susu kambing lebih sehat dan
lebih baik dikonsumsi mentah bahkan bagi mereka yang tidak toleran
laktosa. Susu kambing juga membantu menurunkan tingkat kolesterol dan
bekerja dengan baik bagi mereka dengan masalah usus.
Asam lemak
antimikroba seperti asam kaprilat dan kaprat ditemukan dalam susu
kambing.Susu kambing juga dipercaya sebagai salah satu bentuk pengobatan
untuk bisul. Tidak adanya protein kompleks dalam susu kambing yang
membuat Anda kurang alergi bila dibandingkan dengan susu sapi. Susu ini
memiliki kemampuan untuk menenangkan saluran pencernaan Anda dan
memuaskan rasa lapar, bahkan baik untuk anak-anak.
Ribuan orang
telah melaporkan bahwa susu sapi telah membuat mereka alergi dan rentan
terhadap penyakit pernapasan. Susu kambing merupakan alternatif yang
membantu untuk mengatasi masalah tersebut. Lemak tinggi dalam susu sapi
adalah alasan untuk penumpukan lendir dalam tubuh. Gelembung-gelembung
lemak yang ada dalam susu kambing dapat menghindarkan Anda dari gangguan
masalah usus.
Sumber : Swara muslim dan okezone
Home »
Uncategories
» SUSU KAMBING Sunnah Rasulullah SAW yang telah dilupakan
SUSU KAMBING Sunnah Rasulullah SAW yang telah dilupakan
Written By admin on Jumat, 29 Maret 2013 | 18.32
Label:
Uncategories
Posting Komentar