Ini kisah nyata. Bukan seperti kisah di novel-novel romansa. Ratu Inggris, Victoria, yang berkuasa dari 1837-1901 ternyata menjalin hubungan sangat dekat dengan pelayannya asal India bernama Abdul Karim, yang beragama Islam!
Kisah
unik ini ditemukan secara tidak sengaja oleh pengarang kelahiran India,
Shrabani Basu. Menurut Banu, kisah ini sengaja ditutup-tutupi oleh
Kerajaan Inggris. Ketika Victoria meninggal dunia pada 1901, anaknya
Raja Edward VII memerintahkan seluruh surat dan fotografi yang
menghubungkan Victoria-Karim dihancurkan.
Untungnya,
Karim memiliki buku harian yang sempat ia selundupkan ketika ia dipecat
dari Kerajaan Inggris. Buku ini jatuh ke tangan Basu, tahun lalu.
Diberikan oleh salah satu kerabat Karim, Begum Qamar Jehan. Bersama
dengan buku itu, terdapat pula sejumlah foto yang menunjukkan Victoria-Karim.
Berikut kisah uniknya, seperti dikutip dari the National:
Karim
adalah pemuda asal Agra, India. Ia dibawa ke Inggris pada 1887. Ia
disebut sebagai ‘Hadiah dari India untuk Inggris’. Sebelumnya Victoria
memang ingin ada pelayan khusus India untuk melayani seorang ratu India
yang berkunjung ke Inggris.
Setahun di Inggris, karir Karim melesat. Dia menjadi salah satu pelayan dan orang penting di dalam rumah tangga Istana. Ia menjadi anak kesayangan Victoria. Banyak orang dari pemerintahan dan anggota keluarga kerajaan yang iri dengan karirnya.
Di
satu kesempatan, Perdana Menteri Inggris Lord Salisbury bahkan harus
mengintervensi keputusan Victoria. Ratu ingin menganugerahkan Karim
gelar ksatria Inggris, namun ditolak Salisbury. Akhirnya Karim mendapat
gelar ‘Companion of the Order of the Indian Empire’ dan gelar ‘Commander of the Royal Victorian Order’.
Karim datang ketika Victoria sedang berduka atas kematian John Brown.
Brown adalah salah satu pelayan favorit Ratu, yang juga kemungkinan
salah satu kekasihnya. Suami Victoria, Pangeran Albert, meninggal pada
1861.
“Victoria
mengirim surat ke Karim yang menunjukkan kasih sayang. Ia menulis dalam
surat itu ‘dari Ibumu yang sangat menyintaimu’ atau ‘dari sahabatmu’
atau malah di beberapa kesempatan ada surat yang dikirim dengan tanda
kecupan sang Ratu. Ini sangat jarang pada saat itu,” kata Basu.
“Hubungan
mereka sangat bergairah, tidak diragukan lagi. Hubungan mereka bisa
dikatakan dalam berbagai lapisan, ada hubungan ibu-anak, ada hubungan
pria India-perempuan Inggris, macam-macam,” sambung Basu.
Apakah
hubungan keduanya cinta? Basu masih ragu mengatakannya. Sebab saat itu
Karim sudah menikah dan Victoria tampak ingin sendiri. Namun gosip di
Kerajaan waktu itu sempat memuncak ketika Karim dan Victoria bermalam
bersama di salah satu rumah peristirahatan di dataran tinggi Skotlandia.
Selain
sebagai pelayan, Karim juga mengajari Victoria bahasa Urdu, Hindi, dan
masalah-masalah India. Karim selalu ikut dalam rombongan kerajaan. Dia
diberikan rumah mewah di Inggris dan di India. Bahkan ia memiliki menu
khusus, kare, setiap hari di Istana.
Karim
pun naik jabatan. Dari pelayan menjadi sekretaris Ratu. Kenaikan
jabatan itu membuat pihak rumah tangga Istana makin gusar. “Aku sangat
mengagumi Karim,” kata Victoria suatu waktu kepada menantunya, Louisse,
Duchess of Cornwall di 1888. “Karim itu pria yang lembut, baik, dan
pengertian. Dia membuatku merasa nyaman,” kata Victoria.
“Yang
terjadi saat itu adalah Karim sangat berpengaruh terhadap Victoria.
Bahkan Karim bisa mempengaruhi kebijakan politik Inggris terkait India.
Ini sangat menakjubkan. Ketika Inggris di masa jaya-jayanya, ada pemuda
Muslim yang menduduki posisi penting di Kerajaan Inggris yang bisa
mengubah kebijakan,” kata Basu.
Menurut
Basu, hubungan Victoria-Karim menjadi sangat heboh. Bahkan lebih heboh
dari hubungan Victoria-Brown. Ini membuat putra Victoria, Raja Edward
VII sangat tidak senang. Ketika Victoria wafat, Edward memecat Karim dan
memulangkannya ke India.
Posting Komentar